-->

720707012013-052402168.jpg (400×300)

Apa itu Heart of Borneo?
Heart of Borneo atau jantung Borneo merupakan program konservasi dan pembangunan berkelanjutan di kawasan perbatasan Indonesia-Malaysia di Kalimantan dan juga mencakup sebagian wilayah Brunei Darussalam. Program ini telah disepakati bersama antara ketiga Negara tersebut untuk dikelola berdasarkan prinsip-prinsip konservasi dan pembangunan berkelanjutan.
 Dimanakah letaknya Heart of Borneo?
Heart of Borneo (HoB) mengacu pada sebuah kawasan yang berada di tengah-tengah Borneo, di mana tiga negara yaitu Brunei Darussalam, Indonesia dan Malaysia telah bersepakat untuk membangun sebuah inisiatif yang bertujuan untuk pelestarian dan pembangunan berkelanjutan dalam rangka mempertahankan keberlanjutan manfaat salah satu hutan terbaik yang masih tersisa di Borneo bagi kesejahteraan generasi sekarang dan mendatang.
Kawasan HoB terletak di dataran tinggi Borneo, perbatasan antara Indonesia dan Malaysia, terbentang hingga ke dataran rendah terdekatnya di Brunei Darussalam karena keterkaitan fungsi ekologisnya.
 Mengapa Heart of Borneo? Bukan Heart of Kalimantan
Borneo, mengacu pada keseluruhan pulau, pulau ketiga terbesar di dunia. Sedangkan Kalimantan hanya mengacu pada Borneo di bagian Indonesia. Heart of Borneo berarti melindungi suatu wilayah di Borneo yang berdampak hasilnya bagi tiga negara yang mendiaminya dan terbentang di batas yang sama. Meski demikian di Indonesia program ini diperkenalkan sebagai Program Jantung Kalimantan untuk memudahkan para stakeholder memahami ide dan semangat Heart of Borneo.
 Kapan Inisiatif Heart of Borneo Dideklarasikan?
Inisiatif HoB secara formal dideklarasikan oleh tiga pemerintah Brunei Darussalam, Indonesia dan Malaysia pada 12 Februari 2007, setelah proses yang panjang, termasuk peluncuran inisiatif ini pada Konferensi Keanekaragaman Hayati di Curitiba, Brazil, Maret 2006. Inisiatif HoB mengusung program konservasi dan pembangunan berkelanjutan tertuang dalam Rencana Aksi Strategis (Strategic Plan of Action/SPA).
 Apa tujuan Heart of Borneo?
Program atau inisiatif Heart of Borneo dikembangkan tidak hanya untuk tujuan-tujuan konservasi semata, namun lebih penting lagi bertujuan untuk pembangunan berkelanjutan di kawasan HoB. Lingkungan dan keanekaragaman hayati merupakan pilar-pilar program HoB selain sosial ekonomi dan pengembangan institusi. Oleh karena itu, khusus di wilayah Indonesia, kerjasama lintas sektoral dan peran serta aktif pemerintah propinsi dan kabupaten di kawasan HoB menjadi sangat penting. Pemberdayaan dan peran serta masyarakat lokal, yaitu masyarakat lokal yang berinteraksi langsung dengan sumberdaya alam di kawasan HoB, harus menjadi bagian pokok dalam pembangunan di kawasan HoB.
Heart of Borneo berusaha mewujukan pengelolaan dan konservasi yang efektif di kawasan hutan hujan ekuator Heart of Borneo  yang meliputi 23 juta hektar melalui jejaring kawasan lindung, hutan produksi dan penggunaan lahan yang berkelanjutan, yang memberi manfaat bagi masyarakat dan alam, melalui kerjasama internasional yang dipimpin oleh masing-masing pemerintah negara di Borneo, yang didukung oleh industri dan upaya global yang berkelanjutan.
Berapa luasan Heart of Borneo?
Kawasan Heart of Borneo mencakup kira-kira 22 juta hektar (sekitar 30% dari total luas pulau) hutan dan lahan yang saling terhubung secara ekologis di tiga negara pulau Borneo ini. Dari luasan tersebut 57% ada di Indonesia, yaitu di Provinsi Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah dan Kalimantan Timur. Sementara itu 42% berada di Malaysia (di negara bagian Sabah dan Sarawak), sisanya ada di Brunei Darusalam namun mencakup lebih dari 60% luasan total Brunei. Tidak ada batas fisik dari cakupan wilayah Heart of Borneo, tetapi ini lebih merupakan batas maya yang digunakan sebagai dasar kerja bagi upaya konservasi dan pembangunan berkelanjutan di kawasan tersebut.
Mengapa ada Program Heart of Borneo?
Salah satu fungsi penting kawasan HoB adalah sebagai menara air bagi keseluruhan pulau. Dari kawasan ini mengalir sumber air bagi 14 dari 20 sungai utama di Pulau Borneo. Antara lain Sungai Barito, Sungai Mahakam dan Sungai Kapuas. Perlindungan hulu sungai ini penting karena akan memastikan tersedianya air bersih untuk sejumlah besar pemukiman masyarakat dan secara signifikan mempengaruhi banyak kota besar di Indonesia dan Malaysia, serta industri berkembang di pusat-pusat penduduk pada kawasan hilir.
Kawasan HoB merupakan rumah dan sumber penghidupan bagi setidaknya 50 suku Dayak dengan populasi kurang lebih setengah juta jiwa, yang memiliki beragam bahasa dan budaya. Di Kalimantan sendiri, 142 dialek dipercaya masih menjadi bagian dari kehidupan komunikasi masyarakat Dayak. Banyak orang secara langsung bergantung pada hutan untuk pangan dan tumbuhan obat, ikan, daging, bahan bangunan dan sumber air bersih. Air, hutan dan tanah memainkan peran penting dalam kehidupan hampir 15 juta jiwa di Borneo baik secara ekonomi, sosial dan budaya.
(pam)
Next
Posting Lebih Baru
Previous
This is the last post.

0 komentar Blogger 0 Facebook

Posting Komentar

 
DINAS LINGKUNGAN HIDUP KOTA BANJARMASIN © 2016-. All Rights Reserved. Presented to You. Powered by Blogger
Top